Wednesday, April 24, 2013
ZASKIA, SI GOYANG ITIK
12:09 AM
Zaskia Shinta atau yang akrab disapa Zaskia, adalah
penanyanyi dangdut yang lagi naik daun lewat goyangnya yang sensasional
yang dijuluki Goyang Itik. Zaskia si goyang itik muncul lewat
single pertamanya yang berjudul " Satu Jam Saja ", yang
langsung menghipnotis para pecinta Dangdut Koplo. Zaskia Shinta
yang bernama asli Syurkianih ini, lahir di Bekasi pada
tanggal 27 April 1990. Nah bagi kamu yang penasaran ingin mengetahui
Biodata dari Zaskia Si Goyang Itik. Ketertarikannya ke dalam dunia tarik
suara, sudah mulai tertanam sejak umur 5 tahun, namun, ia baru mulai
bernyanyi professional ketika menduduki kelas 1 SMP. Berawal dari mulai
mencoba mengikuti berbagai ajang lomba nyanyi hingga manggung dari satu
café ke café lainnya, semakin mengasah kemampuannya bernyanyi. “Saya
tidak mempelajari secara khusus teknik bernyanyi semisal kursus atau
lainnya, saya bisa nyanyi belajar sendiri, paling belajar ama tante yang
kebetulan kerja di sebuah café”, tambah Zaskia saat menjelaskan
kemampuan olah vokalnya.
Menjadi
salah satu obsesinya yang selama ini di pendam, bergabung bersama Big
Indie NAGASWARA, dan kesempatan itu pun akhirnya terbuka dengan
dipertemukannya bersama Bpk Rahayu pada akhir Oktober 2011. Single
“Satu Jam” yang baru saja dirilisnya ini, adalah sebuah single yang
berirama house pop atau yang lebih familiar disebut Funkot. Dimana
single ini dikomposisi dengan paduan beat — beat kencang yang di mix
efek — efek DJ portable. “Musik adalah bagian dari hidup saya, karena
dari kecil saya sangat suka akan musik”, tambahnya lagi tentang
kecintaanya di dunia tarik suara.
Tuesday, April 23, 2013
RAJA DANGDUT RHOMA IRAMA
11:49 PM
Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan
musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai
dari band Gayhand tahun 1963. Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra
Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta
yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar. Bersama grup Soneta yang
dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.
Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.
Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.
Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.
Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.
Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.
Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com
Berdasarkan data penjualan kaset, dan jumlah penonton film- film yang dibintanginya, penggemar Rhoma tidak kurang dari 15 juta atau 10% penduduk Indonesia. Ini catatan sampai pertengahan 1984. "Tak ada jenis kesenian mutakhir yang memiliki lingkup sedemikian luas", tulis majalah TEMPO, 30 Juni 1984. Sementara itu, Rhoma sendiri bilang, "Saya takut publikasi. Ternyata, saya sudah terseret jauh."
Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa. Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia. Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan. Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.
Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung. Menurut Achmad Albar, penyanyi rock Indonesia, "Rhoma pionir. Pintar mengawinkan orkes Melayu dengan rock". Tetapi jika kita amati ternyata bukan hanya rock yang dipadu oleh Rhoma Irama tetapi musik pop, India, dan orkestra juga. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa yang berbeda.
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama, cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain. "Mustahil mengadakan panggung dangdut tanpa menampilkan lagu Bang Rhoma, karena semua menyukai lagu Rhoma," begitu tanggapan beberapa penyanyi dangdut dalam suatu acara TV.
Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial. Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku. Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya. Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta. Tetapi, "Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film. Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.
Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar. Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993. Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.
Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya. "Ternyata belajar di luar lebih asyik dan menantang," katanya suatu saat. Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan. Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.
Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut, namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri. Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.
Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.
Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com
Wednesday, April 10, 2013
CAMELIA MALIK PRIHATIN LIHAT PERKEMBANGAN DANGDUT
10:57 AM
Pedangdut wanita yang pernah dijuluki sebagai ‘Diva Dangdut
Indonesia’, Camelia Malik, mengaku prihatin dengan kondisi musik dangdut
saat ini. Banyaknya kecaman dari berbagai pihak yang menyatakan dangdut
adalah musik seronok membuat kejayaan musik ini hampir hilang.
Menurut Camelia Malik, saat ini tidak sedikit pedangdut yang berusaha untuk mengembalikan nama dangdut seperti dahulu, ketika digandrungi masyarakat domestik maupun mancanegara.
“Prihatin ya. Banyak yang bilang dangdut kampungan, erotis. Nah, kami berjuang untuk mengangkat kembali dangdut. Ada Kristina, Iis Dahlia. Sekarang sudah jadi barang dagangan, lebih mementingkan sensasi daripada prestasi,” ujarnya saat ditemui di sela-sela latihan musikal ‘Semut Merah, Semut Hitam’ di Teater Jakarta, TIM, Senin 11 Juni 2012.
Menurutnya, konflik dalam dangdut itu muncul ketika adanya konflik antara Inul Daratista dengan Raja Dangdut, Rhoma Irama. “Dari konflik Inul sama Rhoma sudah kelihatan. Saat itu, dangdut dikecam habis, suruh musnahkan. Rhoma berusaha untuk mengimbau. Tapi momen itu diambil semua pihak untuk jualan,” tambahnya.
Meski demikian, pelantun ‘Wakuncar’ ini mengaku salut dengan pedangdut saat ini, seperti Inul dan Dewi Perssik.
“Inul punya bakat yang luar biasa, Dewi Perssik juga. Tapi, mudah-mudahan dia bisa belajar koreografi yang betul bukan erotika tapi estetika. Sorotan yang terlalu tajam harus ditanggapi,” ujar wanita berdarah Minang-Arab itu.
“Semenjak itu, kami mengalah dan seperti ada perpisahan. Makanya, Rhoma mengimbau, kita berada di lahan ini bersama-sama, ladang dikasih pupuk yang bagus. Saya berharap ada pendatang-pendatang baru yang lebih terhormat. Lupakan sensasi yang sakit. Yang sehat-sehat aja,” tambahnya.
Ia pun mengimbau pada pedangdut generasi muda saat ini untuk menjaga dangdut dan membenahi agar bisa sukses seperti dahulu dan go international.
“Jaga lahan yang sehat. Dangdut pasti goyang, kalau kritik tajam datang, kita benahi dan kita jaga. Mereka dapat anugrah suara bagus, saya selalu berdoa buat mereka. Karir panjang, go internasional. Mengangkat dangdut kembali,” tuturnya.
Menurut Camelia Malik, saat ini tidak sedikit pedangdut yang berusaha untuk mengembalikan nama dangdut seperti dahulu, ketika digandrungi masyarakat domestik maupun mancanegara.
“Prihatin ya. Banyak yang bilang dangdut kampungan, erotis. Nah, kami berjuang untuk mengangkat kembali dangdut. Ada Kristina, Iis Dahlia. Sekarang sudah jadi barang dagangan, lebih mementingkan sensasi daripada prestasi,” ujarnya saat ditemui di sela-sela latihan musikal ‘Semut Merah, Semut Hitam’ di Teater Jakarta, TIM, Senin 11 Juni 2012.
Menurutnya, konflik dalam dangdut itu muncul ketika adanya konflik antara Inul Daratista dengan Raja Dangdut, Rhoma Irama. “Dari konflik Inul sama Rhoma sudah kelihatan. Saat itu, dangdut dikecam habis, suruh musnahkan. Rhoma berusaha untuk mengimbau. Tapi momen itu diambil semua pihak untuk jualan,” tambahnya.
Meski demikian, pelantun ‘Wakuncar’ ini mengaku salut dengan pedangdut saat ini, seperti Inul dan Dewi Perssik.
“Inul punya bakat yang luar biasa, Dewi Perssik juga. Tapi, mudah-mudahan dia bisa belajar koreografi yang betul bukan erotika tapi estetika. Sorotan yang terlalu tajam harus ditanggapi,” ujar wanita berdarah Minang-Arab itu.
“Semenjak itu, kami mengalah dan seperti ada perpisahan. Makanya, Rhoma mengimbau, kita berada di lahan ini bersama-sama, ladang dikasih pupuk yang bagus. Saya berharap ada pendatang-pendatang baru yang lebih terhormat. Lupakan sensasi yang sakit. Yang sehat-sehat aja,” tambahnya.
Ia pun mengimbau pada pedangdut generasi muda saat ini untuk menjaga dangdut dan membenahi agar bisa sukses seperti dahulu dan go international.
“Jaga lahan yang sehat. Dangdut pasti goyang, kalau kritik tajam datang, kita benahi dan kita jaga. Mereka dapat anugrah suara bagus, saya selalu berdoa buat mereka. Karir panjang, go internasional. Mengangkat dangdut kembali,” tuturnya.
8 PENYANYI DANGDUT YANG DICEKAL MUI
10:50 AM
Mau tahu 8 penyanyi yang dicekal Majelis Ulama Indonesia Provinsi
Jawa Barat ? Menurut Sekertaris Umum (Sekum) MUI Jawa Barat Rafani
Achyar, kami dari MUI Jabar mendukung upaya pencekalan pedangdut seronok
karena menimbulkan demoralisasi terhadap masyarakat.
Penasaran siapa saja kedelapan penyanyi dangdut ini, berikut ini adalah kedelapan penyanyi yang dicekal MUI Jawa Barat :
1. Dewi Perssik
2. Annisa Bahar
3. Julia Perez
4. Inul Daratista
5. Uut Permatasari
6. Ira Swara
7. Nita Thalia
8. Trio Macan
Penasaran siapa saja kedelapan penyanyi dangdut ini, berikut ini adalah kedelapan penyanyi yang dicekal MUI Jawa Barat :
1. Dewi Perssik
2. Annisa Bahar
3. Julia Perez
4. Inul Daratista
5. Uut Permatasari
6. Ira Swara
7. Nita Thalia
8. Trio Macan
CAMEL PETIR PENDATANG BARU YANG HOT
9:02 AM
Penyanyi dangdut, Camel Petir, tak hanya berani berpose dan berbusana
sensual, tapi juga siap merambah ke dunia rekaman.
DUO RACUN DENGAN HIT SINGLE SORRY-SORRY JACK
8:54 AM
Setelah Shinta dan Jojo terkenal lewat video lip-sync Keong Racun, kini
Abuy sang pencipta lagu tersebut menggandeng Gina Youbi dan Natha
Narita untuk membentuk grup vokal dan menamainya Duo Racun.
Grup vokal Duo Racun ini akan membawakan lagu pertamanya dengan
judul "Sorry-Sorry Jack".
Dengan melihat perkembangan musik dangdut saat ini, Gina merasa optimis untuk bersaing dengan para pendatang baru maupun yang sudah malang melintang di dunia permusikan. Duo Racun ini memiliki ciri khas yang berbeda. Natha misalnya, ia bernyanyi dengan gaya bicara Cinta Laura. Sedangkan Gita menampilkan sisi centil dan manjanya.
Gina adalah mantan penyanyi cilik di tahun 1991. Kala itu, dia menyanyikan lagu "Si Bebek" ciptaan Papa T Bob. Dia juga pernah mengikuti ajang Indonesian Idol. Bahkan sebelum Duo Racun muncul, Gina juga pernah memiliki grup vokal trio bernama 3 In 1. Tapi tidak berlangsung lama, Gina kemudian ditarik lagi oleh Nagaswara dan membentuk Duo Racun. Sementara Natha sendiri sebelumnya adalah seorang presenter dan juga pemain sinetron. Kemudian keduanya bertemu dan menjadi sahabat.
Dengan melihat perkembangan musik dangdut saat ini, Gina merasa optimis untuk bersaing dengan para pendatang baru maupun yang sudah malang melintang di dunia permusikan. Duo Racun ini memiliki ciri khas yang berbeda. Natha misalnya, ia bernyanyi dengan gaya bicara Cinta Laura. Sedangkan Gita menampilkan sisi centil dan manjanya.
Gina adalah mantan penyanyi cilik di tahun 1991. Kala itu, dia menyanyikan lagu "Si Bebek" ciptaan Papa T Bob. Dia juga pernah mengikuti ajang Indonesian Idol. Bahkan sebelum Duo Racun muncul, Gina juga pernah memiliki grup vokal trio bernama 3 In 1. Tapi tidak berlangsung lama, Gina kemudian ditarik lagi oleh Nagaswara dan membentuk Duo Racun. Sementara Natha sendiri sebelumnya adalah seorang presenter dan juga pemain sinetron. Kemudian keduanya bertemu dan menjadi sahabat.
Subscribe to:
Posts (Atom)