SURABAYA
MENUJU KOTA ZERO WASTE
Volunter
Kecamatan Gubeng Surabaya yang ditunjuk oleh kecamatan Gubeng Surabaya yakni
Sumarmi, Hj.Asri, Fatlakah, Tri Poerwati, Setyo Wigati, Titik Rahmawati S.IP,
Krismin Hari S, dan Wahyuningsih untuk menghadiri KEGIATAN SILATNAS BANK SAMPAH
NASIONAL Subang,4-7 Desember 2022 Jawa Barat.
Ada
beberapa resum dan rekomendasi untuk mengatasi masalah sampah di kota Surabaya
secara berkelanjutan dari tim pegiat sampah adalah sebagai berikut:
1. Adanya payung hukum/aturan yang konsisten
mengenai pengelolaan sampah dari hulu sampai hilir tuntas dengan bersinergi dan
berkolaborasi semua pihak baik masyarakat, pemerintah dan dunia usaha yang
menghasilkan sampah plastik dan B3 wajib terlibat .
2.
Penguatan kelembagaan BS/Sedekah sampah/dll minimal 1 RT 1 Bank Sampah dengan
SK Lurah wajib untuk menuntaskan masalah sampah di tingkat skala rumah
tangga.Kelurahan Mojo bias menjadi barometer untuk kelurahan lainnya.
3.
Pembentukan Paguyuban BS di tingkat kelurahan dan Kecamatan sebagai
perpanjangan tangan DLH daerah.
4.
Digitalisasi pengelolaan sampah DLH berkolaborasi dan bersinergi Diskominfo
dengan melibatkan CSR bumn /swasta yg bertanggungjawab atas masalah sampah.
5. Sosialisasi pemanfaatan sampah basah untuk
media tanam, pupuk, dan POC dengan hasil
turunan lainnya, ketahanan pangan kampung perlu dibumikan dengan gerakan
masyarakat (Germas)
6.
UMKM daur ulang,UMKM ketahanan pangan,UMKM ramah lingkungan perlu diberi
penguatan.
7.
Limbah air Rumah tangga dikelolah minimal untuk media siram tanaman dengan IPAL
dan kali kecil bisa dikelola untuk media perikanan darat. Penindakan tegas untuk
UMKM dan industry dengan pengawasan limbah dan sampah yang dihasilkan wajib dipertanggungjawabkan.
8.
Kampung SSC harus berkesinambungan untuk bisa menjadi kampung bernilai jual
ecowisata dan eduwisata.
9.
Penggunaan Tumbler dan bekal makan perlu digalakkan karena yang banyak sampah
justru dari packing produk UMKM dan Industri.
10.Pemerintah
bisa kolaborasi dan bersinergi dengan pengelola sampah digital (Mountrash,dll) proses
percepatan pengelolaan sampah tuntas.
11.Pembentukan
pendidikan karakter peduli sampah wajib ditanamkan dari rumah, paud sampai
perti/sekolah, kantor sampai masyarakat dengan edukasi berkelanjutan. Karena
sekolah adiwiyata adanya masih di SD, SMP, SMU.
12.Penghematan
sumber pangan mentah, pengelolahan sumber pangan secara bijak.
Demikian beberapa resum dari kami
setelah diskusi banyak untuk mengatasi sampah tuntas dari hulu sampai hilir.
Sebelumnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Hebi yang sudah
banyak mensupport kami. Semoga apa yang kita harapkan Surabaya menuju Kota Zero
Waste segera terwujud. Aamiin Ya Robbal Aalamiin. (Voleenter Peduli Sampah dan Lingkungan kecamatan Gubeng
Surabaya)