Menurut Camelia Malik, saat ini tidak sedikit pedangdut yang berusaha untuk mengembalikan nama dangdut seperti dahulu, ketika digandrungi masyarakat domestik maupun mancanegara.
“Prihatin ya. Banyak yang bilang dangdut kampungan, erotis. Nah, kami berjuang untuk mengangkat kembali dangdut. Ada Kristina, Iis Dahlia. Sekarang sudah jadi barang dagangan, lebih mementingkan sensasi daripada prestasi,” ujarnya saat ditemui di sela-sela latihan musikal ‘Semut Merah, Semut Hitam’ di Teater Jakarta, TIM, Senin 11 Juni 2012.
Menurutnya, konflik dalam dangdut itu muncul ketika adanya konflik antara Inul Daratista dengan Raja Dangdut, Rhoma Irama. “Dari konflik Inul sama Rhoma sudah kelihatan. Saat itu, dangdut dikecam habis, suruh musnahkan. Rhoma berusaha untuk mengimbau. Tapi momen itu diambil semua pihak untuk jualan,” tambahnya.
Meski demikian, pelantun ‘Wakuncar’ ini mengaku salut dengan pedangdut saat ini, seperti Inul dan Dewi Perssik.
“Inul punya bakat yang luar biasa, Dewi Perssik juga. Tapi, mudah-mudahan dia bisa belajar koreografi yang betul bukan erotika tapi estetika. Sorotan yang terlalu tajam harus ditanggapi,” ujar wanita berdarah Minang-Arab itu.
“Semenjak itu, kami mengalah dan seperti ada perpisahan. Makanya, Rhoma mengimbau, kita berada di lahan ini bersama-sama, ladang dikasih pupuk yang bagus. Saya berharap ada pendatang-pendatang baru yang lebih terhormat. Lupakan sensasi yang sakit. Yang sehat-sehat aja,” tambahnya.
Ia pun mengimbau pada pedangdut generasi muda saat ini untuk menjaga dangdut dan membenahi agar bisa sukses seperti dahulu dan go international.
“Jaga lahan yang sehat. Dangdut pasti goyang, kalau kritik tajam datang, kita benahi dan kita jaga. Mereka dapat anugrah suara bagus, saya selalu berdoa buat mereka. Karir panjang, go internasional. Mengangkat dangdut kembali,” tuturnya.